Selasa, 02 Desember 2008
Hari ini saya mimpi, mimpi yang…. (ntar artikan sendiri aja ya…)
Kejadiaannya pas siang hari, terik-teriknya mentari di ubun-ubun membakar darah, hingga keringat keluar dari pori-pori seperti air keluar dari selang, tak tertahankan. Yang pasti siang itu terik sekali, lebih terik dari biasanya, entah saat itu di tahun berapa, kayanya sich lebih maju dari zaman sekarang. (Di mimpi, saya gak sempet liat kalender)
Udah kebayang kan suasananya…. (ini masih dalam kondisi mimpi lhoo….)
Lagi asyik-asyiknya berjalan (sebenernya gak asyik ding, orang panas bener). Saya berpapasan dengan dua orang. Satu Bapak berusia kurang lebih enam puluh tahunan, sedang di sebelah gerobak usangnya, jual gorengan. Kebayang kan, tua, rambut putih, keriput, topi dan handuk yang sudah seperti warna kulitnya, sandal jepit yang saya yakin pasti sangat setia dengan Bapak itu, dan tak lupa gerobak usang yang warna catnya pun sudah berganti lumut dari cipratan minyak panas yang sudah menghitam. Satunya lagi seorang gadis, umurnya sekitaran dua puluh tahunan. Kalau anda bayangkan umur segitu gadis kelihatan cantik, anda salah. Gadis itu terlihat lelah, dengan wajah tanpa ekspresi bahagia, dia mengusap keringat di dahinya dengan punggung tangannya sambil melihat ke arah tampah di kanannya. Ya, dia gadis lelah penjual kue keliling.
Dua manusia yang berbeda tapi sama. Berbeda karena tak saling mengenal, jenis kelamin, umur, dagangannya, sementara kesamaannya ???
Saya sempatkan diri saya mampir sejenak. Sesungguhnya bukan untuk menengok jualan apa mereka. Tapi lebih kepada keinginan tubuh untuk rehat sejenak di terik mentari siang itu di samping tembok tinggi gedung, entah gedung apa ini.
(Ini masih dalam mimpi lho…)
Saya mampir berteduh, tak lama gadis itu membuka pembicaraan pada Bapak tua,” Pak sudah habis dagangannya???”. Setengah kaget Bapak itu menjawab,” Iya nak, sudah habis.” Dia menjawab tanpa ekspresi sedikitpun. “Kamu nak ?” ganti bertanya kepada gadis itu. Sambil tersenyum, kecut,” Kalau saya bahkan belum satupun, Pak!” . “ Oooo…?!?!?” Bapak itu coba memahami gadis itu.
Melihat pembicaraan seperti itu, saya menyambung “Wah sudah habis dagangannya Pak, Kok gak keliatan bahagia Pak, sedang Mbak, belum ada yang laku kok malah tersenyum?” Selidik saya sok tahu. “
“ Iya nak, saya lagi bingung ?” Sang Bapak membuka omongan.
“Bingung….?!?!?” Spontan ku potong omongannya. Bukan dia yang bingung, saya juga bingung, bingung kok dia jawabnya bingung, anda jangan ikut-ikutan bingung yaa.
“ Dagangan sih habis, habis yang baru digoreng, tapi coba anak liat.” Dia merogoh dan menarik baskom adonan tepung gorengan yang ada di laci gerobaknya. Masih ada dua baskom besar. ”Sekarang saya masih bingung adonan ini mau diapakan lagi. Sudah yang ke berapakali seperti ini, saya gak ngitung!!!”
“Bukannya digoreng aja Pak?” mencoba saya memberi saran.
“ Itu dia, kalau saya goreng, dapat minyak tanah untuk menggorang darimana saya ini. Sudah tiga hari ini stok minyak tanah saya habis, mau beli, minyaknya yang gak ada. Punya duit berjuta-juta juga, kalo minyaknya gak ada, yaa gimana???” Bapak itu mengakhiri ucapannya dengan kecut.
Melihat ekspresi itu saya gak mau melanjutkan pembicaraan dengan Sang Bapak. Saya beralih ke gadis itu.
“Kalo Mbak, dagangan belom habis kok malah tersenyum ?”
“Kalo saya Mas, justru bingung, siapa yang mau beli barang dagangan saya ini. Zaman sekarang, yang mau beli kue-kue kampung keliling seperti ini ya langka.” Jawab Gadis itu.
“Oooo….” Sekarang saya yang ikutan bingung.
“ Sekarang ini, apa-apa susah, minyak susah, dagang susah, kerja susah, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Ya ginilah zamannya Mas. Sudah dulu ya, Saya mau pulang saja…!” Bapak itu berkata lantas pergi begitu saja.
“Iya Mas saya juga ya…!” Gadis itu menyusul. Mereka pergi berlainan arah meninggalkan saya yang lagi-lagi bingung, apa yang harus saya katakan.
Ehhhh…………. Lagi asyik-asyiknya bingung (bingung kok asyik…)
Saya terbangun……………..(Inget kan, kalo ini mimpi….)
Ya, Allah benarkah demikian keadaannya saat yang akan datang ? Saya berdoa, semoga mimpi ‘indah’ saya bisa memberi saya sebuah kekuatan baru dalam menjalani kehidupan ini.
Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".
(Q.S. Taubah 105)
0 komentar:
Posting Komentar